Minggu, 23 November 2014

Merintis Usaha Baru dan Model Pengembangannya


 Merintis Usaha Baru dan Model Pengembangannya
Cara Untuk Memasuki Dunia Usaha
Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk memulai suatu usaha atau memasuki dunia usaha:
• Merintis usaha baru (starting)
1. Perusahaan milik sendiri (sole proprietorship), bentuk usaha yang dimiliki dan dikelola sendiri oleh seseorang.
2. Persekutuan (partnership), suatu kerjasama (aosiasi) dua orang atau lebih yang secara bersama-sama menjalankan usaha bersama.
3. Perusahaan berbadan hukum (corporation), perusahaan yang didirikan atas dasar badan hukum dengan modal saham-saham.
• Dengan membeli perusahaan orang lain (buying)
• Kerjasama manajemen (franchising)

Merintis Usaha Baru
Wirausaha adalah seseorang yang mengorganisir, mengelola, dan memiliki keberanian menghadapi resiko.
Sebagai pengelola dan pemilik usaha (business owner manager) atau pelaksana usaha kecil (small business operator), ia harus memiliki:
• Kecakapan untuk bekerja
• Kemampuan mengorganisir
• Kreatif
• Lebih menyukai tantangan

Menurut hasil survei Peggy Lambing:
• Sekitar 43% responden (wirausaha) mendapatkan ide bisnis dari pengalaman yang diperoleh ketika bekerja di beberapa perusahaan atau tempat-tempat profesional lainnya.
• Sebanyak 15% responden telah mencoba dan mereka merasa mampu mengerjakannya dengan lebih baik.
• Sebanyak 11% dari wirausaha yang disurvei memulai usaha untuk memenuhi peluang pasar, sedangkan 46% lagi karena hobi.

Menurut Lambing ada dua pendekatan utama yang digunakan wirausaha untuk mencari peluang dengan mendirikan usaha baru:
• Pendekatan ”in-side out” atau ”idea generation” yaitu pendekatan berdasarkan gagasan sebagai kunci yang menentukan keberhasilan usaha.
• Pendekatan ”the out-side in” atau “opportunity recognition” yaitu pendekatan yang menekankan pada basis ide merespon kebutuhan pasar sebagai kunci keberhasilan.

Berdasarkan pendekatan ”in-side out”, untuk memulai usaha, seseorang calon wirausaha harus memiliki kompetensi usaha. Menurut Norman Scarborough, kompetensi usaha yang diperlukan meliputi:
• Kemampuan teknik
• Kemampuan pemasaran
• Kemampuan finansial
• Kemampuan hubungan

Dalam merintis usaha baru, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
• Bidang dan jenis usaha yang dimasuki.
Beberapa bidang usaha yang bisa dimasuki, diantaranya:
1. Bidang usaha pertanian (pertanian, kehutanan, perikanan, dan perkebunan).
2. Bidang usaha pertambangan (galian pasir, galian tanah, batu, dan bata).
3. Bidang usaha pabrikasi (industri perakitan, sintesis).
4. Bidang usaha konstruksi (konstruksi bangunan, jembatan, pengairan, jalan raya).
5. Bidang usaha perdangan (retailer, grosir, agen, dan ekspor-impor).
6. Bidang jasa keuangan (perbankan, asuransi, dan koperasi).
7. Bidang jasa perseorangan (potong rambut, salon, laundry, dan catering).
8. Bidang usaha jasa-jasa umum (pengangkutan, pergudangan, wartel, dan distribusi).
9. Bidang usaha jasa wisata (usaha jasa parawisata, pengusahaan objek dan daya tarik wisata dan usaha sarana wisata).
• Bentuk usaha dan kepemilikan yang akan dipilih.
Ada beberapa kepemilikan usaha yang dapat dipilih, diantaranya perusahaan perseorangan, persekutuan (dua macam anggota sekutu umum dan sekutu terbatas), perseroan, dan firma.
• Tempat usaha yang akan dipilih.
Dalam menentukan tempat usaha ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, diantaranya:
􀂃 Apakah tempat usaha tersebut mudah dijangkau oleh konsumen atau pelanggan maupun pasar?
􀂃 Apakah tempat usaha dekat dengan sumber tenaga kerja?
􀂃 Apakah dekat ke akses bahan baku dan bahan penolong lainnya seperti alat pengangkut dan jalan raya
• Organisasi usaha yang akan digunakan.
• Kompleksitas organisasi usaha tergantung pada lingkup atau cakupan usaha dan skala usaha. Fungsi kewirausahaan dasarnya adalah kreativitas dan inovasi, sedangkan manajerial dasarnya adalah fungsi-fungsi manajemen. Semakin kecil perusahaan maka semakin besar fungsi kewirausahaan, tetapi semakin kecil fungsi manajerial yang dimilikinya.


• Lingkungan usaha
Lingkungan usaha dapat menjadi pendorong maupun penghambat jalannya perusahaan. Lingkungan yang dapat mempengaruhi jalannya usaha/perusahaan adalah lingkungan mikro dan lingkungan makro.
Lingkungan mikro adalah lingkungan yang ada kaitan langsung dengan operasional perusahaan, seperti pemasok, karyawan, pemegang saham, majikan, manajer, direksi, distributor, pelanggan/konsumen, dan lainnya.
Lingkungan makro adalah lingkungan diluar perusahaan yang dapat mempengaruhi daya hidup perusahaan secara keseluruhan, meliputi lingkungan ekonomi, lingkungan teknologi, lingkungan sosial, lingkungan sosiopolitik, lingkungan demografi dan gaya hidup.

Membeli Perusahaan yang sudah didirikan
Banyak alasan mengapa seseorang memilih membeli perusahaan yang sudah ada daripada mendirikan atau merintis usaha baru, antara lain:
• Resiko lebih rendah
• Lebih mudah
• Memiliki peluang untuk membeli dengan harga yang dapat ditawar

Membeli perusahaan yang sudah adaa juga mengandung permasalahan, yaitu:
• Masalah eksternal, yaitu lingkungan misalnya banyaknya pesaing dan ukuran peluang pasar
• Masalah internal, yaitu masalah-masalah yang ada dalam perusahaan, misalnya image atau reputasi perusahaan.

Franchising (Kerjasama Manajemen/Waralaba)
Franchising adalah kerjasama manajemen untuk menjalankan perusahaan cabang/penyalur. Inti dari Franchising adalah memberi hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha dari perusahaan induk.

Franchisor adalah (perusahaan induk) adalah perusahaan yang memberi lisensi, sedangkan franchise adalah perusahaan pemberi lisensi (penyalur atau dealer). Bentuk
Kelebihan
Kekurangan
Merintis usaha

• Gagasan Murni
• Bebas beroperasi
• Fleksibel dan mudah penggunaan


• Pengakuan nama barang
• Fasilitas inefisien
• Persaingan kurang diketahui

Membeli perusahaan

• Kemungkinan sukses
• Lokasi sudah cocok
• Karyawan dan pemasok biasanya sudah mantap
• Sudah siap operasi


• Perusahaan yang dijual biasanya lemah
• Peralatan tak efisien
• Mahal
• Sulit inovasi

Kerja sama manajemen

• Mendapat pengalaman dalam


• Tidak mandiri
• Kreativitas tidak






https://muhammadghazali.wordpress.com/tag/artikel-kewirausahaan/

Kewirausahaan

Pendapat mengenai Kewirausahaan.

Apa pendapatmu mengenai Kewirausahaan?

Kesuksesan yang paling besar adalah meniru cara orang-orang yang sukses menangani situasi tertentu. Ide-ide yang digunakan dapat membuat anda menjadi lebih baik apabila anda memulainya lebih dahulu daripada orang lain.
Wirausaha adalah seseorang atau sekelompok orang yang mengorganisir faktor-faktor produksi, alam, tenaga kerja, modal, dan skill untuk tujuan berproduksi. Kewirausahaan menjadi persoalan penting dalam perekonomian suatu bangsa yang sedang membangun atau berkembang. Kemajuan atau kemunduran ekonomi suatu bangsa ditentukan oleh keberadaan dan peranan dari kelompok entrepreneur ini. Melalui kewirausahaan akan memunculkan banyak manfaat pada masyarakat. Manfaatnya yaitu :

  • Menciptakan kesejahteraan bagi orang yang menemukan cara-cara baru untuk menggunakan resources
  • Mengurangi pengangguran.
  • Menjadi pribadi unggul yang patut diteladani, karena sebagai seorang wirausaha yang terpuji, jujur, berani, hidup tidak merugikan orang lain.
  • Hidup tidak berfoya-foya dan tidak boros.
  • Memberi contoh bagaimana bekerja keras, tetapi tidak melupakan perintah-perintah agama, dekat dengan Tuhan.
 Sikap !

  1. Disiplin
  2. Komitmen Tinggi
  3. Pengertian Komitmen Tinggi
Seorang wirausaha harus memiliki kemampuan memahami bisnis dengan baik, sehingga mereka mampu membuat komitmen yang lebih tinggi dari orang lain. Kemampuan pikiran dan kerja keras akan bermanfaat jika dapat memanfaatkan waktu yang tepat untuk meraih tujuan.
  1. Jujur
Wirausaha akan sangat berarti apabila disertai dengan sikap keterbukaan menerima saran dan kritik yang mengarah kepada perbaikan, karena perbaikan dan saran akan membangun atau menghasilkan kemajuan.
  1. Kreatif dan Inovatif
  2. Mandiri
  3. Realistis

Senin, 27 Oktober 2014

Seputar AFTA

Apa itu AFTA (ASEAN Free Trade Area) 2015 ?

Sebelum masuk ke dalam ‘apa itu AFTA’ atau dalam istilah Indonesia disebut sebagai Perdagangan Bebas ASEAN, marilah kita merunut terlebih dahulu tentang bagaimana latar belakang terbentuknya AFTA itu sendiri.
Pergeseran sistem ekonomi internasional menimbulkan dampak besar bagi dinamika hubungan perdagangan antar negara. Sistem ekonomi internasional bergeser ke arah pasar bebas. Akibatnya, negara-negara dituntut untuk dapat mengintegrasikan ekonomi nasionalnya menuju sistem perdagangan bebas. Untuk menghadapi hal ini, pada tahun 1992, ASEAN yang saat itu beranggotakan Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand membuatAFTA agreement (dan disetujui dalam KTT ASEAN 28 Januari 1992 di Singapura).
Pada saat itu, Kepala Negara sepakat mengumumkan suatu kawasan perdagangan bebas di ASEAN dalam jangka waktu 15 tahun. Inti pokoknya adalah kerjasama antar Negara-Negara ASEAN dalam membentuk kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN. Ini adalah AFTA secara sederhananya.

Tujuan dari AFTA adalah sebagai berikut :

1.       Menjadikan kawasan ASEAN sebagai tempat produksi yang kompetitif sehingga produk ASEAN memiliki daya saing kuat di pasar global.
2.       Menarik lebih banyak Foreign Direct Investment (FDI)
3.       Meningkatkan perdagangan antar negara anggota ASEAN (Intra-ASEAN Trade).
Dalam perkembangannya anggota ASEAN lain masuk secara bertahap, seperti Vietnam (1995), Laos dan Myanmar (1997) dan Kamboja (1999). Namun ada beberapa negara yang juga ikut dengan menandatangani perjanjian bilateral, seperti China, Jepang, Korea Selatan, India, Australia dan Selandia Baru.
Berdasarkan kesepakatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN terakhir di Phnom Penh. Pada bulan Desember 2015, AFTA akan mulai diberlakukan. Hanya akan ada satu pasar dan basis produksi dengan lima elemen utama, yaitu aliran bebas barang, bebas jasa, bebas investasi, aliran modal dan aliran bebas tenaga kerja terampil.

Apa keuntungan yang didapat oleh Indonesia sendiri ?

Keuntungan AFTA yang dapat diperoleh bagi Indonesia adalah sebagai berikut :
1.       Peluang pemasaran barang ke ASEAN akan jauh lebih besar dan akan meningkatkan pendapatan penduduk Indonesia.
2.       Biaya produksi akan lebih murah dan Indonesia akan mendapatkan keuntungan yang besar karena rata-rata produknya adalah impor.
3.       Pilihan pembeli akan menjadi lebih variatif.
4.       Kerjasama dalam menjalankan bisnis semakin terbuka dengan beraliansi dengan pelaku bisnis di negara anggota ASEAN.


Banyak yang mengatakan bahwa AFTA tidak menguntungkan Indonesia ?

Di sini, saya mengambil ucapan Dr. Ichsanuddin Noorsy bahwa AFTA tidak menguntungkan Indonesia. AFTA hanya menguntungkan bagi negara-negara seperti Singapura, Malaysia dan Thailand. Hal ini mengacu pada lima indikator :
1.       Indikator persaingan. Mengambil Global Competitive Report 2011 – 2012, Indonesia berada di peringkat 44 – masih berada di bawa negara-negara ekonomi utama ASEAN, seperti Thailand (38), Malaysia (26), dan Singapura (3).
2.       Indikator SDM. Mengambil Human Development Index 2011 yang dikeluarkan UNDP menyebutkan, Indonesia berada di urutan 124 dari 187 negara yang dinilai (setingkat Honduras, Kiribati dan Afrika Selatan).
3.       Indikator Performa. Mengambil Logistic Performance Index.
4.       Indikator Teknologi : Tinggi, Menengah dan Bawah.
5.       Indikator perbandingan rata-rata sistem politik, sistem pemerintahan dengan PDB dan struktur di dalamnya.
Intinya dari lima indikator di atas, Indonesia kalah dengan tiga negara : Singapura, Malaysia dan Thailand. Selain itu, Pemerintah dianggap masih belum bisa memberikan perlindungan secara merata sehingga belum siap menghadapi AFTA 2015.
Mari kita ambil contoh di aspek infrastruktur yang berkaitan dengan bidang konstruksi. Dengan adanya AFTA 2015, diharapkan adanya peningkatan pembangunan infrastruktur di Indonesia, terutama di daerah tertinggal karena investasi akan datang lebih banyak (swasta). Akan tetapi pembangunan infrastruktur membutuhkan tenaga ahli yang lebih banyak pula. Dikhawatirkan, tenaga ahli yang dimiliki akan kalah bersaing dengan tenaga ahli dari luar atau tenaga ahli dalam negeri akan dibeli oleh negara luar. Kita akan jadi “kacung’ di negeri sendiri.


Agaknya itu ketakutan yang berlebihan..

Mungkin ada contoh lain yang lebih nyata sekarang ini. Misal dalam investasi, besarnya beban biaya logistik dan rumitnya birokrasi dianggap sebagai persoalan yang memberatkan investor. Tahun 2012, Asia Business Outlook the Economist Coprporate Network mengatakan bahwa Indonesia masih kurang luwes terhadap para investor. Besarnya beban biaya logistik dan pelayanan birokrasi menjadi penyebab utamanya. Waktu proses ekspor di Indonesia rata-rata adalah 17 hari, sementara ASEAN rata-rata 14 hari.
Indonesia mempunyai potensi sebagai pasar export yang besar : bahan baku mudah didapat (besi, nikel, dan alumunium), tanah masih relatif murah, mesin, sukucadang, bahan baku serta teknologi mudah didapat. Namun birokrasi mempersulit perijinan : untuk ijin bangun pabrik perlu minimal tiga bulan melalui lima intansi dengan tujuh perijinan yang kadang berbelit dan biaya cukup mahal. Singapura hanya perlu waktu 3-4 hari, melalui satu instansi dan biaya seperempat dari Indonesia, begitupun dengan Malaysia, Vietnam, Thailand, Kamboja dan China.
Tanda lain yang mungkin terlihat adalah banyak pengusaha jasa konstruksi di Bali yang beralih ke sektor jasa lainnya. Hal ini tak lepas dari semakin banyaknya proyek-proyek besar di bidang infrastruktur yang masuk ke Bali, sehingga mereka yang tidak mampu berkompetisi akhirnya tersingkir. Seiring regulasi dan iklim investasi baru, dimana arus investasi tidak terbendung sehingga tidak lagi bisa membatasi pengerjaan proyek di Kabupaten dan Provinsi : Tidak ada pembatasan pangsa pasar untuk skala kecil di Kabupaten, menengah di tingkat Provinsi dan besar di tingkat Pusat. Pengusaha lokal jauh dari sisi kualitas dalam berkompetensi di pasar.
Ingat, AFTA 2015 bukan hanya mencakup anggota-anggota ASEAN saja, melainkan negara-negara yang telah menandatangani perjanjian bilateral seperti China, Jepang, Korea Selatan, India, dan Selandia Baru. Bukan hanya tingkat ahli profesional dalam negeri saja yang terancam, namun juga tenaga teknis di berbagai sektor seperti sopir taksi, buruh bangunan, tukang cukur, serta petani lapangan.
AFTA adalah mimpi buruk bagi industri manufaktur, eksportir dan bisnis lainnya, serta sektor tenaga kerja yang belum siap. Akibatnya, bukan hanya tidak bisa memenetrasi pasar, tetapi orang lain akan mengambil pasar domestik milik kita. Ketakutan itu perlu dan manusiawi. Saya rasa ini tak berlebihan. Rencanakan yang terbaik, bersiap untuk kondisi terburuk.

Lalu apa yang musti dilakukan untuk menghadapi AFTA ?

Secara personal, yang dapat dilakukan adalah mengembangkan basis kompetensi yang anda dimiliki. Sebagai pekerja di suatu perusahaan, anda harus mengembangkan Skill-Knowledge-Attitude (SKA). Di samping itu perlu juga meningkatkan Speed-Stamina-Accuracy (SSA). Jika anda seorang buruh pun, ini juga sangat penting. Vietnam mempunyai buruh yang lebih murah dari Indonesia. Filipina mempunyai kelebihan dalam bidang jasa. Peningkatan personal sangat penting untuk persaingan personal nantinya.

Jika anda pelaku industri menengah (IKM) dan Usaha Kecil Menengah (UKM), maka ada tiga hal yang harus dipersiapkan, seperti SDM, Kualitas Produk, serta Legalitas Izin dan Merek. Selain itu, sebagai entrepreur, ada tigas aspek yang bisa digunakan untuk menghadapi persaingan, yaitu :
1.       Peluang : mencermati kebutuhan pasar yang belum dipenuhi oleh produsen-produsen yang sudah ada.
2.       Diferensiasi : membuat perbedaan dibanding pesaing yang sudah ada, agar lebih dipilih oleh target pasar.
3.       Fokus : tidak semua peluang harus ditangkap, yang terpenting apakah bisa memenangi persaingan tersebut. Kuncinya adalah fokus.
Selain itu, sebagai pengusaha, anda harus meminimalisir trial and error. Anda juga harus mampu melihat pangsa pasar dan pangsa pasar ke depan.
Dari kesemuanya itu, kata kuncinya adaah Continous Improvement dan pembentukan mentalitas. Rasa nasionalisme juga perlu.


Tampaknya untuk Tenaga Ahli , Indonesia harus serius menggarap Pendidikan.
Benar.
Kalau kita mengambil dari Data Badan Pusat Statistik (BPS) tentang indikator pendidikan menyebutkan, tahun 2011, Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi tahun 2011 mencapai 17,28%. Indonesia meluluskan 800 ribu sarjana setiap tahun. Saat ini hanya 1 dari 4 anak Indonesia yang berkesempatan masuk ke Perguruan Tinggi. Hal ini diperparah dengan kualitas kelembagaan Perguruan Tinggi itu sendiri, kualitas lulusannya, kualitas risetnya, dan kesiapan dari sisi profesionalisme kerja.
Mutu pendidik juga penting. Tugas Pendidik adalah mengawal kualitas pendidikan, agar mutu pendidikan bisa terjaga. Pembelajaran diarahkan untuk mendorong peserta didik mencari tahu dari berbagai sumber observasi, dan bukan diberitahu, pembelajaran yang diarahkan untuk mampu merumuskan masalah, bukan hanya menjawab masalah, pembelajaran yang diarahkan untuk melatih berpikir analitis dan bukan berpikir mekanistis, serta pembelajaran yang menekankan pentingnya kerjasama dan kolaborasi dalam menyelesaikan masalah.
Dari sekian banyak kelemahan (lembaga pendidikan, budaya, sikap mental, entrepreneurship, kesanggupan bersaing, soft skill dan lain sebagainya), yang menyedihkan adalah belum adanya kebijakan yang terintegrasi dari hulu ke hilir penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia. Rangkaian  penyiapan Sumber Daya Manusia Indonesia yang berkualitas harus terintegrasi, estafetnya harus tegas, dan kualitasnya harus terus meningkat mulai dari hulu hingga hilir.

Bagaimana Pengembangan SDM dalam kerangka AFTA ?

“Penguatan SDM dalam kerangka AFTA, yaitu dengan pemetaan mutu, analisis kebutuhan mutu serta perbaikan mutu untuk menyusun standar pendidikan. Kemudian keterampilan seperti apa yang diperlukan lulusan perguruan tinggi untuk menghadapi AFTA. Ada lima keterampilan yang harus dipenuhi, yaitu : kemampuan berkomunikasi secara verbal, kolaborasi, profesional di bidangnya, mampu menulis dengan baik, serta kemampuan untuk memecahkan masalah.”, -Prof. Suyanto, Ph.D-
Jika dalam konteks kewirausahaan, mengembangkan pola pikir (mindset) berwawasan AFTA kesocial business. Ada 4 AFTA mindset yang harus dikembangkan, yaitu pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, produksi dengan penghapusan hambatan perdagangan, dan foreign direct investment (FDI), di mana keempatnya akan mendukung social business.

**

Dalam kesempatan Pelatihan Pelaksana Konstruksi Jalan. Saya sempat berbincang dengan salahsatu Pejabat Balai Pendidikan dan Pelatihan Kementerian PU (saya lupa namanya). Awalnya ngobrol biasa saja, sampai pada saat saya menanyakan tentang substansi AFTA 2015. Dengan mimik serius dia menjawab, “Indonesia kalah persiapan dibanding negara lain. Ini fakta. Makanya kita berkerja keras untuk (pelatihan) ini. Kami tidak mau kalian cuma jadi penonton.



http://sastrasipilindonesia.wordpress.com/2014/01/24/seputar-afta-asean-free-trade-area-tahun-2015/

Senin, 20 Oktober 2014

Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat

Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat

Berdasarkan hasil penilaian Javlec, terdapat beberapa permasalahan dalam usaha ekonomi masyarakat. Pertama, keterbatasan akses masyarakat dalam pendanaan, informasi dan pasar. Kedua, relatif masih rendahnya kapasitas SDM dan kelembagaan usaha masyarakat. Ketiga, masih rendahnya produktifitas usaha masyarakat.

Permasalahan tersebut perlu diatasi dengan sebuah program yang berupaya meminimalisir hambatan-hambatan yang ada di dalam pengembangan usaha ekonomi masyarakat. Untuk itu Javlec memprakarsai tiga fokus program berikut:

Peningkatan Akses

Program ini ditujukan untuk mengurangi keterbatasan akses masyarakat yang mencakup akses pendanaan, informasi pasar, dan pengembangan bisnis masyarakat. Beberapa program yang akan dilakukan dalam lingkup fokus program ini adalah:
1.    Fasilitasi pendanaan bagi usaha ekonomi masyarakat
2.    Fasilitasi distribusi informasi dalam rangka pengembangan usaha ekonomi masyarakat
3.    Fasilitasi proses-proses intermediasi bisnis produk usaha ekonomi masyarakat
4.    Fasilitasi pengembangan basis data produk dan informasi pasar

Peningkatan Kapasitas

Program ini ditujukan untuk peningkatan kapasitas baik personal maupun organisasi dalam rangka pengembangan usaha ekonomi masyarakat. Beberapa program yang akan dilakukan dalam lingkup fokus program ini adalah:
1.    Fasilitasi peningkatan kapasitas SDM, kelembagaan CBO dan BSO dalam pengelolaan dan peningkatan kinerja usaha ekonomi masyarakat
2.    Fasilitasi peningkatan kapasitas dalam penguasaan teknologi dan ketrampilan

Peningkatan Produktifitas Usaha Masyarakat

Program ini ditujukan untuk meningkatkan produktifitas usaha ekonomi masyarakat sekaligus perluasan skala usahanya. Beberapa program yang akan dilakukan dalam lingkup fokus program ini adalah:
1.    Fasilitasi pengembangan usaha mikro
2.    Fasilitasi berbagai upaya peningkatan produktifitas usaha ekonomi masyarakat

http://javlec.org/index.php/isu/usaha-kecil-mandiri.html


Bisnis di Masa Depan

Assalamualaikum wr.wb

Saya mahasiswa tingkat 1 jurusan akuntansi dari Universitas Gunadarma. Untuk menyelesaikan tugas pengantar bisnis, saya akan menjelaskan mengenai Bisnis di Masa Depan. Untuk menjelaskan hal tersebut terbagi beberapa poin, yaitu :

  • Apa rencana bisnis anda di masa yang akan datang?
  • Berapa modal yang anda butuhkan untuk membangun bisnis anda?
  • Pasar apa yang akan bisnis anda hadapi? (Sasaran)
  • Berapa Keuntungan yang akan anda dapatkan dari bisnis anda?
  • Bagaimana prospek bisnis anda di masa depan?
Apa Rencana Bisnis Anda di Masa yang Akan Datang?

Bicara soal bisnis, saya tertantang untuk berinovasi, memberikan yang terbaik, mampu bersaing  dan dapat diterima oleh masyarakat. 

Dari setiap individu yang sedang merasa jenuh menghadapi aktivitas sehari-hari yang padat dan melelahkan, tentunya selalu berharap ada hari-hari menyenangkan untuk menyegarkan kembali pikirian mereka. Solusi yang tepat pastinya adalah pergi liburan. Liburan yang menyenangkan adalah pergi melakukan perjalanan jarak jauh dengan menuju sebuah tempat wisata. Liburan semacam ini biasanya yang dicari adalah agen travel yang dapat memberikan pelayanan, fasilitas dan keamanan yang baik bagi dirinya, dan tentunya menawarkan paket wisata yang murah.

Modal?

Modal
Harga (Rupiah)
Fixed Capital:

Pembangunan tempat agen:

  • Pembangunan 10 cabang agen
Penyewaan tempat per bulan
= Rp. 20.000.000
  • Fasilitas & Akomodasi
Furniture, alat komunikasi, dll.
= Rp. 30.000.000
Pengurusan ijin buka usaha
= Rp.   5.000.000
Pemasaran pada media cetak dan online
= Rp. 15.000.000
Deposit ke pengelola transportasi
= Rp. 50.000.000
Deposit ke pengelola tempat tinggal dan tempat wisata
= Rp. 35.000.000
Working Capital:

Pengelola tempat agen di 10 cabang @ 2 pengurus per bulan
= Rp. 30.000.000
Tour guide per siklus
= Rp. 15.000.000
Total
= Rp. 200.000.000
Pasar yang akan dihadapi? (Sasaran)

Usaha tour dan travel bukan merupakan hal yang baru dalam dunia bisnis jasa. Berbagai competitor memilki kelebihan terutama pada umur perusahaan yang telah lama berdiri, jadi telah ada kepercayaan masyarakat terhadap kualitas dan pelayanannya. pada masyarakat ekonomi kelas menengah ke atas tidak menyakup berbagai kalangan.

Keuntungan?

Perhitungan Laba & Rugi per Bulan
Harga (Rupiah)
Perkiraan pendapatan perbulan untuk 4 siklus (1 siklus = 10 orang) :

  • Maximum Holiday
= Rp. 200.000.000
  • Medium Out
= Rp. 140.000.000
  • Mins Happy
= Rp.   80.000.000
Pengelola tempat agen di 10 cabang @ 2 pengurus per bulan
= Rp.   30.000.000
Tour guide per siklus
= Rp.   15.000.000
Laba kotor 1 bulan
= Rp. 375.000.000
Biaya selama wisata :

Biaya transport + akomodasi perbulan untuk 4 siklus (1 siklus = 10 orang) :

  • Maximum Holiday
= Rp. 100.000.000
  • Medium Out
= Rp.   70.000.000
  • Mins Happy
= Rp.   40.000.000
Biaya tak terduga
= Rp.   20.000.000
Perpajakan
= Rp.   10.000.000
Biaya Pengepakan oleh-oleh
= Rp.   10.000.000
Biaya dokumentasi perjalanan
= Rp.   25.000.000
Jumlah
= Rp. 275.000.000
Laba bersih 1 bulan
= Rp. 100.000.000

Bagaimana prospek bisnis anda di masa depan?

Usaha Tour Travel memungkinkan untuk di dirikan dengan keuntungan yang menjanjikan dan akan mengalami peningkatan tiap tahunnya karena pariwisata tidak akan ada habisnya, dengan selalu berkembang dan bertumbuhnya tempat wisata baru yang menarik untuk dikunjungi.