Wirausaha
adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam
menjalankankegiatan usahanya atau bisnisnya. Seorang wirausaha bebas merancang,
menentukan, mengelola dan mengendalikan semua usahanya. Seseorang yang memiliki
jiwa dan sikap wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya.
Dari waktu ke waktu, seorang wirausaha selalu meningkatkan usahanya. Ia selalu
berkreasi dan berinovasi tanpa henti karena dengan berkreasi dan berinovasilah
semua peluang dapat diperolehnya.
Pada
hakekatnya, semua orang memiliki jiwa seorang wirausaha, yang artinya semua
orang bisa menjadi wirausaha. Akan tetapi, tidak semua orang bisa menjadi
wirausaha yang dapat dikarenakan oleh beberapa faktor, diantaranya faktor
ekonomi, faktor lingkungan, dan sebagainya. Faktor ekonomi yang dapat
menyebabkan seseorang tidak bisa menjadi seorang wirausaha dapat berupa
ketidakadaannya dana untuk membangun sebuah usaha sehingga menghambat orang
tersebut tidak berwirausaha. Faktor lingkungan yang menyebabkan seseorang tidak
bisa menjadi seorang wirausaha adalah karena masyarakat yang tidak mendukung
berjalannya sebuah usaha yang dimiliki oleh orang tersebut. Faktor lain yang
dapat menyebabkan orang tidak bisa menjadi wirausaha adalah faktor dari dalam
diri orang tersebut, yang dapat berupa kurangnya minat atau keberanian dari
dalam diri seseorang untuk menjadi seorang wirausaha. Karena untuk menjadi
seorang wirausaha, kita harus siap untuk gagal. Dan hal tersebutlah yang jarang
dimiliki oleh masyarakat pada umumnya.
Keengganan
masyarakat untuk mendirikan sebuah usaha menjadikan mereka ketergantungan
terhadap orang lain. Mereka lebih menyukai bekerja pada orang lain dan dibayar
oleh orang lain daripada bekerja untuk diri sendiri dan mempekerjakan orang
lain. Padahal, negara-negara berkembang seperti negara Indonesia sangat
membutuhkan orang-orang yang mempunyai jiwa wirausaha untuk mengurangi masalah
terbesar di Indonesia, yaitu pengangguran.
Berikut
ini adalah beberapa ciri-ciri atau karakteristik seorang wirausaha yang jarang
dimiliki oleh masyarakat Indonesia.
1.
Memiliki Rasa Percaya Diri
Entah
karena takut salah atau karena hal lain, masyarakat Indonesia masa kini menjadi
tidak memiliki kepercayaan diri. Hal tersebut terbukti saat mereka duduk
dibangku pendidikan. Saat ditanya oleh guru atau dosen, jarang diantara mereka
yang berinisiatif untuk mengangkat tangan dan menjawab pertanyaan sang guru.
Bahkan beberapa diantara mereka lebih memilih ditunjuk daripada mengangkat
tangan mereka.
2.
Berorientasi pada Tugas dan Hasil
Maksudnya
adalah seorang wirausaha harus mempunyai sikap tanggung jawab pada tugas-tugas
yang dibebankan kepadanya. Ia juga harus bertanggung jawab pada hasil dari
tugas yang dibebankannya. Dan sayangnya, masyarakat Indonesia sangat sedikit
yang memiliki sikap ini. Sebagian dari mereka menganggap enteng tugas-tugas
yang dibebankan padanya. Misalnya saja, bila seorang mahasiswa diberi tugas
yang akan dikumpulkan sampai hari Senin, ia akan mengumpulkan tugasnya pada
hari Minggu atau bahkan hari Senin.
3.
Berani Mengambil Resiko
Sebagai
wirausaha yang baru, seseorang haruslah berani mengambil resiko dan
menghadapi resiko apapun terhadap langkah yang telah diambilnya.
Seseorang pernah berkata bahwa kita tidak akan pernah memulai sesuatu jika
belum pernah mengalami kegagalan.
Richard
Cantillon adalah orang pertama yang menggunakan istilahentrepreneur di
awal abad ke-18. Ia mengatakan bahwa wirausaha adalah seseorang yang menanggung
resiko. Dalam mengambil tindakan, wirausaha hendaknya tidak didasari oleh
spekulasi, melainkan perhitungan yang matang. Ia berani mengambil resiko
terhadap pekerjaan-nya karena sudah diperhitungkan. Oleh sebab itu, wirausaha
selalu berani mengambil resiko yang moderat, yang artinya resiko yang diambil
tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian menghadapi
resiko yang didukung komitmen yang kuat, mendorong wirausaha untuk terus
berjuang mencari peluang sampai memperoleh hasil. Hasil-hasil itu harus
nyata/jelas dan objektif, dan merupakan umpan balik (feedback) bagi
kelancaran kegiatannya.
Kemauan
dan kemampuan untuk mengambil resiko merupakan salah satu nilai utama dalam
kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil resiko akan sukar memulai
atau berinisiatif. Menurut Angelita S. Bajaro, ‘seorang wirausaha yang berani
menanggung resiko adalah orang yang selalu ingin jadi pemenang dan menang
dengan cara yang baik. Wirausaha kurang menyukai resiko yang terlalu rendah.
Keberanian untuk menanggung resiko yang menjadi nilai kewirausahaan adalah pengambilan
resiko yang penuh dengan perhitungan dan realistis. Kepuasan yang besar
diperoleh apabila berhasil dalam melaksanakan tugas-tugasnya secara
realistis.Wirausaha menghindari situasi resiko yang rendah karena dianggap
tidak ada tantangannya, dan menghindari situasi resiko yang tinggi karena ingin
berhasil.
4.
Memiliki Jiwa Kepemimpinan
Kepemimpinan
sangat dibutuhkan oleh seorang wirausaha untuk memimpin anak-anak buahnya atau
pegawainya. Seseorang tidak akan bisa menjadi seorang wirausaha bila ia tidak
bisa memimpin, baik memimpin diri sendiri maupun memimpin orang lain.
Seorang
wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan dan
keteladanan. Ia selalu ingin tampil berbeda, lebih dahulu, dan lebih menonjol.
Dengan menggunakan kemampuan kreativitas dan inovasi, ia selalu menampilkan
barang dan jasa-jasa yang dihasilkannya lebih cepat, lebih dahulu dan segera
berada dipasar. Ia selalu menampilkan produk-produk dan jasa-jasa baru dan
berbeda sehingga ia menjadi pelopor yang baik dalam proses produksi maupun
pemasaran. Ia selalu memanfaatkan perbedaan sebagai suatu yang menambah nilai.
Karena itu, perbedaan bagi seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan merupakan
sumber pembaharuan untuk menciptakan nilai. Ia selalu ingin bergaul untuk
mencari peluang, terbuka untuk menerima kritik dan saran yang kemudian
dijadikan peluang. Seorang wirausaha harus memiliki kemampuan untuk menggunakan
pengaruh tanpa kekuatan. Seorang wirausaha juga harus memiliki taktik mediator
dan negosiator daripada diktator.
5.
Keorisinilan
Keorisinilan
atau keaslian maksudnya bahwa orang yang ingin menjadi wirausaha mempunyai
ide-ide kreatif yang asli dan murni dari dirinya, bukan dari orang lain atau
hasil dari plagiarism. Namun sayangnya, kebanyakan masyarakat Indonesia
saat ini tak mau berfikir dan mengemukakan pendapatnya kepada orang lain. Dan
karena hal tersebut, kebanyakan masyarakat saat ini lebih menyukai menjiplak
pendapat orang lain dan yang lebih parahnya lagi, mereka bisa mengatasnamakan
jiplakannya tersebut sebagai hasil karyanya.
6.
Berorientasi ke Masa Depan
Seorang
wirausaha harus mempunyai pandangan tentang masa depannya dan sangat bertekad
untuk meraih kesuksesan di masa depan. Seorang wirausaha haruslah bisa
memprediksi kebutuhan-kebutuhan apa saja yang sangat dibutuhkan oleh mangsa
pasarnya di kemudian hari, tidak stuck hanya memikirkan
kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan masyarakat saat ini.
Seorang
wirausaha hendaknya harus mampu menatap masa depan dengan lebih optimis.
Melihat ke depan dengan berfikir dan berusaha. Usaha memanfaatkan peluang
dengan penuh perhitungan. Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang
yang memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan. Karena memiliki pandangan
jauh ke masa depan maka ia akan selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya.
Kuncinya adalah pada kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru serta
berbeda dengan yang sudah ada. Walaupun dengan resiko yang mungkin dapat
terjadi, seorang yang perspektif harus tetap tabah dan tekun dalam mencari
peluang tantangan demi pembaharuan di masa depan. Pandangan yang jauh ke depan
membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karsa dan karya yang sudah ada.
Karena itu, ia harus mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang.
7.
Jujur dan Tekun
‘Kejujuran
dan ketekunan merupakan kunci kesuksesan,’ begitulah pepatah mengatakan.
Ternyata untuk menjadi seorang wirausaha juga dibutuhkan sikap jujur dan tekun.
Jujur terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan pegawai-pegawainya.
Tekun dalam mencari ide-ide baru yang lebih kreatif dari ide-ide yang sudah ada
dan tekun dalam merintis usahanya yang baru akan mulai berkembang. Jika seorang
wirausaha tidak jujur dan tidak tekun, bisa dipastikan wirausaha tersebut tidak
akan berhasil dalam usahanya.
8.
Memiliki Motif Berprestasi Tinggi
Para
ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat dalam berwirausaha karena
adanya motif tertentu, yaitu motif berprestasi (achievement motive).
Menurut Gede Anggan Suhanda, motif berprestasi adalah suatu nilai sosial yang
menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan
secara pribadi. Faktor dasarnya adalah kebutuhan yang harus dipenuhi.
Kebutuhan
berprestasi wirausaha terlihat dalam bentuk tindakan untuk melakukan sesuatu
yang lebih baik dan lebih efisien dibandingkan sebelumnya. Wirausaha yang
memiliki motif berprestasi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a) Ingin
mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada dirinya.
b) Selalu
memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan atau kegagalan.
c) Memiliki
tanggung jawab personal yang tinggi.
d) Berani
menghadapi resiko dengan penuh perhitungan.
e) Menyukai
tantangan dan melihat tantangan secara seimbang. Jika tugas yang diemban
seorang wirausaha dirasa sangat ringan, maka wirausaha merasa kurang tantangan,
tetapi ia selalu menghindari tantangan yang paling sulit yang memungkinkan
pencapaian keberhasilan sangat rendah.
9.
Memiliki Kreativitas Tinggi
Menurut
Teodore Levite, kreativitas adalah kemampuan untuk berfikir tentang hal-hal
baru dan berbeda. Oleh karena itu, menurutnya kewirausahaan adalah berfikir dan
bertindak sesuatu yang baru atau berfikir tentang sesuatu yang lama dengan
cara-cara yang baru. Menurut Zimmerer dalam bukunya yang ditulis oleh Suryana
(2003:24) dengan judul bukunya ‘Entrepreneurship and The New Venture
Formation’, mengungkapkan bahwa ide-ide kreativitas sering muncul ketika
wirausaha melihat sesuatu yang telah lama dan berfikir tentang sesuatu yang
baru dan berbeda. Oleh karena itu, kreativitas adalah menciptakan sesuatu dari
yang asalnya tidak ada. Rahasia kewirausahaan dalam menciptakan nilai tambah
barang dan jasa terletak pada penerapan kreativitas dan inovasi untuk
memecahkan masalah dan meraih peluang yang dihadapi setiap hari.
10. Memiliki
Perilaku Inovatif Tinggi
Menjadi
wirausaha yang handal tidaklah semudah yang dibayangkan. Namun, wirausaha juga
tidak sesulit yang dibayangkan oleh kabanyakan orang, karena walau bagaimanapun
setiap orang sedang dalam proses belajar berwirausaha. Setiap wirausaha harus
selalu berkreasi dan berinovasi agar usahanya tetap berkembang meski
menjamurnya saingan. Sesungguhnya kewirausahaan dalam batas tertentu adalah
untuk semua orang. Setiap orang memiliki cita-cita, impian, atau
sekurang-kurangnya harapan untuk meningkatkan kualitas hidupnya sebagai
manusia. Hal ini merupakan semacam ‘intuisi’ yang mendorong manusia normal
untuk bekerja dan berusaha. ‘Intuisi’ ini berkaitan dengan salah satu potensi
kemanusiaan, yakni daya imajinasi kreatif yang dapat digunakan untuk berkreasi
dan berinovasi.
11. Selalu
Memiliki Komitmen dalam Pekerjaan, Etos Kerja dan Tanggung Jawab
Seorang
wirausaha harus memiliki jiwa komitmen dalam usahanya dan tekad yang bulat
didalam mencurahkan semua perhatiannya pada usaha yang digelutinya. Dalam
menjalankan usahanya tersebut, seorang wirausaha yang sukses terus memiliki
tekad yang menggebu-gebu dan memiliki semangat yang tinggi dalam mengembangkan
usahanya. Ia tidak pernah setengah-setengah dalam berusaha, berani menanggung
resiko, selalu bekerja keras, dan tidak takut menghadapi peluang-peluang yang
ada. Tanpa usaha yang sungguh-sungguh terhadap pekerjaan yang digelutinya,
wirausaha sehebat apapun pasti akan menemui jalan kegagalan dalam usahanya.
Oleh karena itu, penting sekali bagi seorang wirausaha untuk memiliki komitmen
terhadap usaha dan pekerjaannya.
12. Mandiri
atau Tidak Ketergantungan pada Orang Lain
Sesuai
dengan inti dari jiwa kewirausahaan yaitu kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda melalui berfikir kreatif dan bertindak inovatif untuk
menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup, maka seorang wirausaha
harus mempunyai kemampuan kreatif dalam mengembangkan ide dan pikirannya
terutama dalam menciptakan peluang usaha yang digelutinya tanpa harus
bergantung pada orang lain. Seorang wirausaha dituntut untuk selalu menciptakan
hal baru dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber yang ada disekitarnya,
mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru
untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki
produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan
kepuasan konsumen. Oleh karena itu, seorang wirausaha hendaknya mandiri dan
tidak bergantung pada orang lain agar ia dapat lebih berkreasi dan berinovasi
dengan kemampuannya.
13. Selalu
Mencari Peluang
Esensi
kewirausahaan yaitu tanggapan yang positif terhadap peluang untuk memperoleh
keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan
dan masyarakat, cara yang etis dan produktif untuk mencapai tujuan, serta sikap
mental untuk merealisasikan tanggapan yang positif tersebut. Pengertian itu
juga menampung wirausaha yang bukan pengusaha, termasuk yang mengelola
organisasi nirlaba yang bertujuan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik
bagi pelanggan/masyarakat.
14. Memiliki
Kemampuan Manajerial
Salah
satu jiwa kewirausahaan yang harus dimiliki seorang wirausaha adalah kemampuan
untuk memanajerial atau mengurus usaha yang sedang digelutinya. Seorang
wirausaha harus memiliki kemampuan perencanaan usaha, mengorganisasikan usaha,
memvisualisasikan usaha, mengelola usaha dan sumber daya manusia, mengontrol
usaha, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaannya yang kesemuanya
itu adalah merupakan kemampuan manajerial yang wajib dimiliki dari seorang wirausaha.
Tanpa itu semua, seorang wirausaha tidak akan mendapat keberhasilan, melainkan
kegagalan.
Selain
ciri-ciri, seorang wirausaha juga menunjukkan sifat-sifat yang selalu
ditunjukkan dalam kehidupan sehari-harinya adalah sebagai berikut.
1. Disiplin
Dalam
melakukan kegiatannya, seorang wirausaha harus memiliki kedisiplinan yang
tinggi. Arti kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausaha
terhadap tugas dan pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh,
yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja, dan
sebagainya. Ketepatan terhadap waktu dapat dibina dalam diri seseorang dengan
berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Sifat
sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan adalah kendala yang dapat
menghambat seorang wirausaha meraih keberhasilan. Kedisiplinan terhadap
komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan wirausaha akan
komitmen tersebut. Seorang wirausaha harus taat pada azas yang berlaku. Hal
tersebut akan dapat tercapai jika wirausaha memiliki kedisiplinan yang tinggi
terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan. Ketaatan wirausaha akan
kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh kedisiplinan akan kualitas
pekerjaan dan sistem kerja.
2. Berkomitmen
Tinggi
Komitmen
adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik
terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan kegiatannya,
seorang wirausaha harus memiliki komitmen yang jelas, terarah dan bersifat
progresif (berorientasi pada kemajuan). Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat
dibuat dengan identifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang
direncanakan dalam hidupnya. Sedangkan contoh komitmen wirausaha terhadap orang
lain terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang berorientasi pada
kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga produk yang
ditawarkan, penyelesaian bagi masalah konsumen, dan sebagainya. Seorang
wirausaha yang teguh menjaga komitmennya terhadap konsumen akan memiliki nama
baik di mata konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat sehingga pada
akhirnya tercapai target perusahaan yaiitu memperoleh laba yang diharapkan.
3. Jujur
Kejujuran
merupakan landasan moral yang kadang-kadang dilupakan oleh seorang wirausaha.
Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks. Kejujuran mengenai karakteristik
produk (barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang
dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan purnajual yang dijanjikan dan kejujuran
mengenai segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan
oleh seorang wirausaha.
4. Kreatif
dan Inovatif
Untuk
memenangkan persaingan, maka seorang wirausaha harus memiliki daya kreativitas
yang tinggi. Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir
yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk
yang telah ada di pasar selama ini. gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak
dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu. Justru seringkali ide-ide
jenius yang memberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya
adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.
5. Mandiri
Seseorang
dikatakan mandiri apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan baik
tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalam mengambil keputusan atau
bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya tanpa adanya ketergantungan
ddengan pihak lain. Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh
seorang wirausaha. Pada prinsipnya seorang wirausaha harus memiliki sikap
mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya.
6. Realistis
Seseorang
dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta atau realita
sebagai landasan berfikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan
maupun tindakan atau perbuatannya. Banyak seorang calon wirausaha yang
berpotensi tinggi, namun pada akhirnya mengalami kegagalan hanya karena
wirausaha tersebut tidak realistis, obyektif dan rasional dalam pengambilan
keputusan bisnisnya. Karena itu dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi
terhadap masukan-masukan atau sumbang saran yang berkaitan erat dengan tingkat
keberhasilan usaha yang sedang dirintis.
Dibawah
ini adalah contoh sikap-sikap yang akan ditunjukkan oleh seorang wirausaha
dalam kehidupannya sehari-hari.
a) Memiliki
sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, dan optimisme.
b) Selalu
berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan
ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik, dan memiliki
inisiatif.
c) Memiliki
kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
d) Bertingkah
laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran
dan kritik yang membangun.
e) Memiliki
inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan
bisnis yang luas.
f) Memiliki
persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
7. Memiliki
keyakinan bahwa itu sama dengan kerja keras.
Menurut
Zimmerer, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kegagalan seorang
wirausaha, diantaranya:
a) Tidak
kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak
memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab
utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
b) Kurang
berpengalaman. Baik dalam kemampuan
mengkoordinasikan, ketrampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan
mengintegrasikan operasi perusahaan.
c) Kurang
dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat
berhasil dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara
aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan dalam
memelihara aliran kas akan menghambat operasional perusahaan dan mengakibatkan
perusahaan tidak lancar.
d) Gagal
dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari
suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan
dalam pelaksanaan.
e) Lokasi
yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan
faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat
mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
f) Kurangnya
pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan
efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan
alat tidak efisien dan tidak efektif.
g) Sikap
yang kurang bersungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang
setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan
menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal menjadi
lebih besar.
h) Ketidakmampuan
dalam melakukan peralihan atau transisi kewirausahaan.
Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan
menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa
diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan
setiap waktu.
Jadi,
dapat kita simpulkan bahwa ternyata mendirikan atau mempunyai sebuah usaha atau
bisnis tidaklah gampang dan tidak semua orang bisa melakukannya. Tetapi, kita
harus tetap yakin bahwa kita pasti mampu melakukannya. Kalau orang lain bisa,
kenapa kita tidak?
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar